Monday 25 May 2015

ASAL USUL PERMAINAN CATUR




Permainan catur menurut Wikipedia pertama kali ditemukan di masyarakat Persia dan Arab. Kata “catur” itu sendiri berasal dari kata “chaturanga,” yang dalam bahasa Sanskrit berarti “empat divisi ketentaraan.”Catur kemudian menyebar ke seluruh dunia dengan pelbagai varian permainan sampai kemudian kita kenal seperti sekarang.Permainan ini awalnya menyebar sampai ke Timur Jauh dan India dan menjadi salah satu pelajaran di keluarga kerajaan dan ningrat Persia. Pemuka agama Budha, pedagang yang lalu-lalang di Jalan Sutra mulai memperkenalkan papan catur untuk permainan ini.
            Chaturanga masuk ke Eropa melalui Kejaraan Byzantine Persia, dan menyebar ke Kekaisaran Arab. Pemeluk agama Islam kemudian membawa catur ke Afrika Utara, Sisilia, dan Spanyol pada abad ke-10. Permainan ini kemudian menjadi populer di Eropa. Dan, pada akhir abad 15, permainan ini lolos dari daftar permainan yang dilarang Gereja. Pada abad modern mulai lahir buku-buku referensi catur, kemudian penggunaan jam catur, serta sejumlah aturan permainan dan pemain-pemain hebat. 

Sejarah Asal Usul Catur India
            Asal-usul catur modern semula dikenal dengan nama Charuranga, yang berkembang di India pada abad ke-6. Sejak awal permainan ini sudah memperkenalkan dua pihak yang bermain, perbedaan buah catur dengan kekuataan yang berbeda, dan kemenangan tergantung pada buah terakhir, atau dalam catur modern ditandai dengan tumbangnya sang raja. Dalam catur kuno, papan catur memiliki 100 kotak atau malah lebih.Pada awal abad 19, sebuah pendapat disampaikan Kapten Hiram Cox dan Duncan Forbes bahwa dulu catur dimainkan 4 orang sekaligus, termasuk empat pemain dalam chaturanga.Dalam terminologi sanskrit, “Chaturanga” berarti “memiliki empat bagian” dan dalam puisi epos kepahlawanan kata itu juga berarti “tentara.” Nama itu sendiri bersumber dari sebuah formasi pertempuran dalam epos Mahabrata yang terkenal di India. Chaturanga adalah sebuah simulasi permainan perang guna memperlihatkan kekuatan strategi militer India saat itu.
Ashtapada, kotak 8 x 8 di sebuah papan merupakan tempat bermain Charuranga. Papan lain yang dikenal di India adalah Dasapada 10 x 10 dan Saturankam 9 x 9. Ilmuwan Arab Abu al-Hasan “Al? al-Mas”?d? memberi rincian tentang penggunaan catur yakni sebagai sebuah alat strategi militer, matematik, perjudian dan terkadang dihubungkan dengan ramalan nasib di India dan tempat lainnya. Catatan Mas”?d? juga menunjukkan Ivory di India merupakan daerah produsen alat permainan catur untuk pertama kali, menyebarkan serta memperkenalkan permainan ini dari Persia ke India semasa Kerajaan Nushirwan. Kemudian terjadi evolusi pada permainan chaturanga yang dikenal dengan nama Shatranj (chatrang), yakni sebuah permainan dua orang pemain yang kekalahan dan kemenangan ditentukan melalui pembersihan terhadap semua bidak lawan (kecuali raja) atau melalui penaklukan terhadap raja lawan. Posisi pion dan kuda tidak berubah, tapi bidak lain mengalami perubahan bentuk.
Selengkapnya mengenai pembahasan makalah ini bisa kawan DOWNLOAD disini

Wednesday 13 May 2015

SEJARAH OLAHRAGA PANJAT TEBING


Panjat tebing merupakan olahraga ekstrim dan penuh tantangan,namun dibalik itu olahraga ini banyak penggemarnya dan sampai sekarang olahraga ini terus mengalami perkembangan yang sangat pesat, maka dari itu saya selaku orang yang berada dalam bidang olahraga ingin menambah wawasan dalam olahraga ini.
Pertama kali panjat tebing dikenal di kawasan Eropa, tepatnya di pegunungan Alpen. Tahun 1910, penggunaan alat dalam panjat tebing mulai diperkenalkan meskipun masih terbatas pada carabiner dan piton yang terbuat dari baja. Dan sejak itulah pendaki dari Austria dan Jerman mulai mengembangkan teknik dan alat-alat baru dalam panjat tebing. Di Inggris sebelum perang dunia meletus, kegiatan panjat sangat dibatasi dalam penggunaan piton dengan alasan merusak lingkungan. Hal itulah yang menyebabkannya ketinggalan dari Jerman. Teknik pemanjatan tebing dengan menggunakan tali mulai dikenal tahun 1920.

Tahun 1970, para pemanjat Amerika mulai mengembangkan teknik baru di kawasan Yosemite. Memasuki tahun 1980 panjat tebing mulai terpisah dari induknya (mendaki gunung). Sementara di Indonesia sendiri panjat tebing mulai dikenal tahun 1960 yang dirintis oleh Mapala UI dan Wanadri diantaranya: Harry Suliztianto, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu, dan Deddy Hikmat yang memulai latihan di tebing Citatah Jawa Barat. Kantor kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga bekerja sama dengan Pusat Kebudayaan Perancis (CCP)tahun 1989 mengundang para pemanjat Perancis Patrick Bernhault, Jean Baptise Tribout dan Corriene Lebrune serta Jean Harau seorang instruktur teknis panjat tebing. Dan berdirinya FPTGI diikrarkan di tugu monas 21 April 1988 yang dilakukan sekitar 40-an orang dari berbagai OPA dari Jakarta, bandung, Padang, Medan, Semarang, Yogyakarta Surabaya dan Ujung Pandang.Kemudian FPTGI berubah nama menjadi FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia). Dan tahun 1992 diakui sebagai anggota Union Internationale des Association d Alpinisme (UIAA) yang mewadahi organisasai panjat tebing dan gunung Internasional. Tahun 1994 FPTI diakui sebagai induk olah raga panjat tebing oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan mulai ikut even pon sejak 1996.Dalam melakukan pemanjatan tebing besar (big wall) dimana pemanjatan dilakukan berhari-hari, karena jalurnya panjang. 
Selengkapnya mengenai pembahasan makalah ini bisa kawan DOWNLOAD disini

PENGARUH KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR


Pada dasarnya pendidikan jasmani menurut Djamil (1995:1) ialah suatu bagian dari pendidikan secara keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial, serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang.  Hasil yang diharapkan dari pendidikan jasmani adalah selain penguasaan berbagai keterampilan gerak dasar juga kondisi fisik atau derajat sehat yang baik, sehingga dihasilkan tingkat kebugaran jasmani yang prima.

Fungsi pendidikan jasmani menurut Purnomo (Buletin Kesjas Edisi 2/th II/1995:8), yaitu : (1) meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang meliputi kebugaran jasmani dan kesehatan, (2) meningkatkan ketangkasan dan keterampilan, (3) meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan, (4) menambah kehidupan sosial yang kreatif dan rekreatif.  Tingkat kebugaran jasmani yang prima ini akan membantu memudahkan bagi siswa dalam mempelajari semua mata pelajaran yang ada di bangku sekolah.

Hasil penelitian yang disajikan pada Lokakarya Institut Nasional dari Kesehatan Mental Amerika Serikat tahun 1984 di antaranya, bahwa kebugaran jasmani secara positif berhubungan dengan kesehatan mental dan kesehatan keseluruhan dari seseorang (Kathleen 1992:143). Penelitian yang dipimpin oleh Bowers dari Universitas Bowling Green, menunjukkan setelah 10 minggu berjalan atau jogging, mereka yang berusia lanjut ternyata mempunyai daya ingat yang lebih baik serta daya pikir yang lebih tajam.  Penelitian ini menunjukkan bahwa segera setelah berolahraga, kesadaran mentalnya dan kemampuan berpikirnya dapat diperbaiki (Kathleen, 1992:142).

Purnomo (Buletin Kesjas Edisi 2/Th.II/1995;13)  dalam penelitian dari 20 SMP di 4 Propinsi ( Jatim, Bali, D.I.Y, dan Sulsel) diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kebugaran jasmani yang baik, berpengaruh positif terhadap prestasi belajar. Hal ini terbukti dari hasil tes kebugaran jasmani dan nilai hasil belajar yang diambil dari 10 mata pelajaran. Setelah diklasifikasikan hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara siswa yang mempunyai prestasi belajar baik dengan tingkat kebugaran jasmani baik.  

Wiranto (1997;4), menyatakan bahwa kecerdasan emosional dapat dikembangkan melalui pendidikan jasmani dan olahraga. Inti sari pengertian kecerdasan emosional menurut Rusli (1997), mencakup empat aspek yaitu pengendalian diri, kerajinan, keuletan dan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Kesimpulannya bahwa kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor internal dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

Dukungan kebugaran jasmani sangat diperlukan oleh para siswa sekolah untuk  dapat mengikuti proses pembelajaran setiap hari yang rata-rata membutuhkan waktu lima jam. Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa pendidikan jasmani memang sangat dibutuhkan oleh para siswa sekolah untuk meningkatkan dan menjaga kebugaran jasmani. Menurut Wiranto (1997:3), kecerdasan dan kreatifitas yang diperoleh melalui olahraga hendaknya melekat pada kepribadian dan kemampuan seseorang.

Peningkatan kebugaran jasmani diharapkan dapat ditransfer secara positif ke dalam kemampuan belajar kognitif. Hal ini diharapkan tercermin dari meningkatnya hasil prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika,  ilmu pengetahuan alam (MIPA) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS), yang perlu dibuktikan dalam penelitian ini.

Melalui Pendidikan Jasmani dan olahraga, diharapkan para siswa dapat lebih mudah menguasai konsep-konsep dan keterampilan yang lainnya, sehingga terjadi transfer hasil belajar pendidikan jasmani yang positif terhadap penguasaan konsep-konsep dan keterampilan bidang studi lainnya. Pendidikan jasmani dengan pengayaan program kurikuler diharapkan akan sangat bermakna dalam peningkatan kebugaran jasmani guna mendukung pencapaian prestasi belajar pada umumnya.Pada dasarnya pendidikan jasmani menurut Djamil (1995:1) ialah suatu bagian dari pendidikan secara keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial, serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang.  Hasil yang diharapkan dari pendidikan jasmani adalah selain penguasaan berbagai keterampilan gerak dasar juga kondisi fisik atau derajat sehat yang baik, sehingga dihasilkan tingkat kebugaran jasmani yang prima.

Fungsi pendidikan jasmani menurut Purnomo (Buletin Kesjas Edisi 2/th II/1995:8), yaitu : (1) meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang meliputi kebugaran jasmani dan kesehatan, (2) meningkatkan ketangkasan dan keterampilan, (3) meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan, (4) menambah kehidupan sosial yang kreatif dan rekreatif.  Tingkat kebugaran jasmani yang prima ini akan membantu memudahkan bagi siswa dalam mempelajari semua mata pelajaran yang ada di bangku sekolah.
Hasil penelitian yang disajikan pada Lokakarya Institut Nasional dari Kesehatan Mental Amerika Serikat tahun 1984 di antaranya, bahwa kebugaran jasmani secara positif berhubungan dengan kesehatan mental dan kesehatan keseluruhan dari seseorang (Kathleen 1992:143). Penelitian yang dipimpin oleh Bowers dari Universitas Bowling Green, menunjukkan setelah 10 minggu berjalan atau jogging, mereka yang berusia lanjut ternyata mempunyai daya ingat yang lebih baik serta daya pikir yang lebih tajam.  Penelitian ini menunjukkan bahwa segera setelah berolahraga, kesadaran mentalnya dan kemampuan berpikirnya dapat diperbaiki (Kathleen, 1992:142).

Purnomo (Buletin Kesjas Edisi 2/Th.II/1995;13)  dalam penelitian dari 20 SMP di 4 Propinsi ( Jatim, Bali, D.I.Y, dan Sulsel) diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kebugaran jasmani yang baik, berpengaruh positif terhadap prestasi belajar. Hal ini terbukti dari hasil tes kebugaran jasmani dan nilai hasil belajar yang diambil dari 10 mata pelajaran. Setelah diklasifikasikan hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara siswa yang mempunyai prestasi belajar baik dengan tingkat kebugaran jasmani baik.  

Wiranto (1997;4), menyatakan bahwa kecerdasan emosional dapat dikembangkan melalui pendidikan jasmani dan olahraga. Inti sari pengertian kecerdasan emosional menurut Rusli (1997), mencakup empat aspek yaitu pengendalian diri, kerajinan, keuletan dan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Kesimpulannya bahwa kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor internal dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

Dukungan kebugaran jasmani sangat diperlukan oleh para siswa sekolah untuk  dapat mengikuti proses pembelajaran setiap hari yang rata-rata membutuhkan waktu lima jam. Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa pendidikan jasmani memang sangat dibutuhkan oleh para siswa sekolah untuk meningkatkan dan menjaga kebugaran jasmani. Menurut Wiranto (1997:3), kecerdasan dan kreatifitas yang diperoleh melalui olahraga hendaknya melekat pada kepribadian dan kemampuan seseorang.

Peningkatan kebugaran jasmani diharapkan dapat ditransfer secara positif ke dalam kemampuan belajar kognitif. Hal ini diharapkan tercermin dari meningkatnya hasil prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika,  ilmu pengetahuan alam (MIPA) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS), yang perlu dibuktikan dalam penelitian ini.

Melalui Pendidikan Jasmani dan olahraga, diharapkan para siswa dapat lebih mudah menguasai konsep-konsep dan keterampilan yang lainnya, sehingga terjadi transfer hasil belajar pendidikan jasmani yang positif terhadap penguasaan konsep-konsep dan keterampilan bidang studi lainnya. Pendidikan jasmani dengan pengayaan program kurikuler diharapkan akan sangat bermakna dalam peningkatan kebugaran jasmani guna mendukung pencapaian prestasi belajar pada umumnya.

Selengkapnya mengenai pembahasan makalah ini bisa kawan DOWNLOAD disini

Friday 8 May 2015

PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR


Pada dasarnya setiap anak mempunyai ciri khas masing- masing, baik dalam peranan kehidupan sehari – harinya. Hal ini disebabkan karena setiap individu mempunyai latar belakang yang berbeda, mulai dari lingkunagn keluarga, status ekonominya, serta beberapa aspek yang mampu membuat perkembangan tubuh seorang individu berkembang atau tidaknya. Maka dari itu perlu suatu tatanan bagi setiap anak untuk dapat dipenuhi segala macam kebutuhannya demi perkembangan yang ideal.


Perkembangan motorik anak usia sekolah dasar tergantung pada gerak anak itu sendiri, terkadanga anak mau unutk bergerak, terkadanga pula anak sama sekali tidak mau bergerak. Maka dalam masalah seperti ini, di harapkan seorang pengajar agar biosa lebih memberikan motivasi kepada anak untuk tetap bergerak demi terciptanya suasana belajar mengajar yang kondusif, dan selebihnya untuk menjadikan anak bisa lebih terjaga kesehatannya.

Tujuan disusunnya makalah ini yaitu untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya kita sebagai mahasiswa PJKR apabila kita nantinya dihadapkan pada seorang peserta didik mengenai gerak dasar dan perkembangan motoriknya.

Mudah – mudahan makalah ini dapat berguna khususnya bagi mahasiswa PJKR agar nantinya terbiasa dengan lingkungan yang dihadapinya di sekolah dalam kegiatan belajar mengajar.

Dalam makalah ini pokok pembahasan yang akan kita bahas adalah :

  1. Jenis permainan atau olahraga apa yang cocok bagi anak sekolah dasar ?
  2. Komponen apa saja yang berpengaruh terhadap perkembangan gerak dasar anak?
  3. Faktor – faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan  anak ?
 Selengkapnya mengenai pembahasan makalah ini bisa kawan DOWNLOAD disini

Tuesday 28 April 2015

SEJARAN PERMAINAN SOFBOL

Permainan sofbol lahir di Amerika Serikat, yang diciptakan di Gedung Olah Raga Farragut Boat Club Chicago, Illinois pada 16 September 1887 secara tidak sengaja oleh George Hancock.
Awalnya terdapat beberapa alumni Universitas Yale dan Harvard sedang mendengarkan hasil akhir pertandingan sepak bola Amerika antar Yale dan Harvard di klub Farragut Boat. Setelah skor akhir diumumkan yaitu kemenangan Yale, seorang alumnus Yale dengan antusias melempar sebuah sarung tinju ke pendukung Harvard. Seorang dengan reflek mengambil sebuah tongkat dan memukul ke arah sarung tinju itu. Melihat hal itu memberikan sebuah ide seorang reporter Chicago Board of Trade, George Hancock. Dia menyarankan untuk membuat sebuah permainan di dalam ruangan dengan bola yang dibuat dari sarung tinju yang dilempar tadi. Dia mengambil sarung tinju itu dan mengikatnya dengan erat memakai sebuah tali, supaya menyerupai bola. Kemudian dengan beberapa buah kapur, Hancock menandai lantai Farragut Boat menyerupai lapangan bisbol.
Sebagai pemukul digunakanlah sebuah sapu. Tim dibagi menjadi dua dan Hancock meneriakkan kata-kata “Play ball”, maka dimulailah permainan itu dengan skor akhir 44-40. Semenjak itu permainan bisbol versi dalam ruangan dikenal. Dinamakan indoor baseball. ‎ Karena bentuk bola yang berubah-ubah. Nama sofbol sebelumnya menyesuaikan material yang digunakan untuk membuat bolanya, jadilah nama-nama yang digunakan waktu itu yaitu kitten ball, army ball, mush ball, dan juga indoor-outdoor, recreation ball, dan playground ball.
Di awal abad ke-20 sofbol mulai dimainkan di luar ruangan sebagaimana dilakukan di dalam ruangan. Tahun 1908 organisasi amatir untuk permainan baru ini (National Amateur Playground Ball Association of the United States) mengatur olah raga ini untuk dimainkan di luar ruangan menggunakan bola yang lebih besar. Tahun 1923 Kongres Rekreasi Nasional (the National Recreation Congress) meminta komisi untuk menstandardisasi olah raga ini, dan tahun 1926 nama "softball" digunakan walaupun belum diresmikan. Pada tahun 1933, kejuaraan dunia pertama dilaksanakan dalam lindungan Asosiasi Sofbol Amatir Amerika (Amateur Softball Association of America) dimana telah digunakan sebagai peraturan pokok di Amerika. Juara untuk sofbol kelas pria pada saat itu adalah J. L. Gills dari Chicago, dan juara kelas wanita yaitu Great Northerns dari kota yang sama. Walaupun kejuaraan yang dipertandingkan adalah amatir, mereka biasa di sponsori oleh organisasi industri di wilayahnya.
Selengkapnya mengenai pembahasan makalah ini bisa kawan DOWNLOAD disini

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENAM

 
         
senam dalam bahasa inggris disebut “Gymnastic” yang berasal dari kata “Gymnos” bahasa Greka (yunani) yang berarti berpakaian minim atau telanjang. Orang Yunani kuno melakukan latihan senam di ruangan khusus yang disebut “Gymnasium” atau “Gymnasion”. Tujuannya ialah untuk mendapatkan kekuatan dan keindahan jasmani. Cara melakukannya sambil berpakaian minim atau telanjang. Maksudnya mungkin agar dapat leluasa bergerak. Namun yang melakukan senam ini hanya kaum pria.
            Senam di negeri kita sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Waktu itu namanya “Gymnastiek” sedangkan pada zaman jepang dinamakan “Taiso”. Pemakaian istilah senam sendiri kemungkinan bersamaan dengan pemakaian kata olahraga sebagai pengganti kata sport.
            Senam sejak zaman Yunani kuno sampai sekarang telah mengalami perkembangan demikian pesat, seiring dengan kemajuan di bidang ilmu dan teknologi. Perkembangan itu terlihat dalam bentuk-bentuk gerakan, teknologi. Perkembangan itu terlihat dalam bentuk-bentuk gerakan, sistimatika latihan maupun ujuan-tujuannya.
            Apakah senam itu? Untuk menjawab pertanyaan demikian sebaiknya diberi jawaban dengan mengemukakan batasan. Tapi itu tidaklah mudah disebabkan ruang lingkup senam sekarang demikian luasnya. Namun batasan itu perlu untuk membedakan senam dengan cabang olahraga lainnya, untuk itu perlu dikemukakan dulu apa cirri-ciri dan kaidah-kaidah senam itu.
            Ciri dan kaidah senam ialah :
*     Bahwa gerakan-gerakan latihannya selalu dapat direncanakan, dipilih dan diciptakan oleh guru, pelatih bahkan oleh pelaku sendiri.
*     Bahwa gerakan latihannya terpilih itu harus disusun secara sistematis (merupakan suatu kebulatan latihan)

*     Penyusunan dan pemilihan gerakan itu harus sesuai dengan prinsip-prinsip tertentu sesuai dengan tujuan atau kebutuhan si pelaku.

Selengkapnya mengenai pembahasan makalah ini bisa kawan DOWNLOAD disini 

Sunday 26 April 2015

PERMAINAN BENTENG


Bermain merupakan kegiatan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, emosi, intelektual, dan spiritual kita. Dengan bermain kita dapat mengenal lingkungan, berinteraksi, serta mengembangkan emosi dan imajinasi dengan baik.

Pada dasarnya gemar bermain, bergerak, bernyanyi dan menari, baik dilakukan sendiri maupun berkelompok. Bermain adalah kegiatan untuk bersenang-senang yang terjadi secara alamiah. Kita tidak merasa terpaksa untuk bermain, tetapi kita akan memperoleh kesenangan, kanikmatan, informasi, pengetahuan, imajinasi, dan motivasi bersosialisasi.

Dengan bermain dapat mengembangkan fisik, motorik, sosial, emosi, kognitif, daya cipta (kreativitas), bahasa, perilaku, ketajaman penginderaan, melepaskan ketegangan, dan terapi bagi fisik, mental ataupun gangguan perkembangan lainnya. Fungsi lainnya adalah rekreasi, penyaluran energi, Persiapan untuk hidup dan mekanisme integrasi (penyatuan) dengan alam sekitar.

Ada bentuk-bentuk permainan seperti : permainan eksplorasi (penjelajahan), permainan energik, permainan kemahiran (skillfull play). Permainan yang lain, seperti permainan sosial dan puzzle dapat dilakukan di dalam kelas. Dalam makalah ini saya akan mencoba menjelaskan tentang “Permainan Benteng”.

 Selengkapnya dengan pembahasan makalah ini bisa kawan DOWNLOAD disini