Pada
dasarnya pendidikan jasmani menurut Djamil (1995:1) ialah suatu bagian dari
pendidikan secara keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan
hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial, serta
emosional yang serasi, selaras dan seimbang.
Hasil yang diharapkan dari pendidikan jasmani adalah selain penguasaan
berbagai keterampilan gerak dasar juga kondisi fisik atau derajat sehat yang
baik, sehingga dihasilkan tingkat kebugaran jasmani yang prima.
Fungsi pendidikan jasmani menurut Purnomo (Buletin Kesjas Edisi 2/th
II/1995:8), yaitu : (1) meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang
meliputi kebugaran jasmani dan kesehatan, (2) meningkatkan ketangkasan dan
keterampilan, (3) meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan, (4) menambah
kehidupan sosial yang kreatif dan rekreatif.
Tingkat kebugaran jasmani yang prima ini akan membantu memudahkan bagi
siswa dalam mempelajari semua mata pelajaran yang ada di bangku sekolah.
Hasil
penelitian yang disajikan pada Lokakarya Institut Nasional dari Kesehatan
Mental Amerika Serikat tahun 1984 di antaranya, bahwa kebugaran jasmani secara
positif berhubungan dengan kesehatan mental dan kesehatan keseluruhan dari
seseorang (Kathleen 1992:143). Penelitian yang dipimpin oleh Bowers dari
Universitas Bowling Green, menunjukkan setelah 10 minggu berjalan atau jogging,
mereka yang berusia lanjut ternyata mempunyai daya ingat yang lebih baik serta
daya pikir yang lebih tajam. Penelitian
ini menunjukkan bahwa segera setelah berolahraga, kesadaran mentalnya dan
kemampuan berpikirnya dapat diperbaiki (Kathleen, 1992:142).
Purnomo
(Buletin Kesjas Edisi 2/Th.II/1995;13)
dalam penelitian dari 20 SMP di 4 Propinsi ( Jatim, Bali, D.I.Y, dan
Sulsel) diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kebugaran jasmani yang baik,
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar. Hal ini terbukti dari hasil tes
kebugaran jasmani dan nilai hasil belajar yang diambil dari 10 mata pelajaran.
Setelah diklasifikasikan hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara siswa yang mempunyai prestasi belajar baik dengan tingkat
kebugaran jasmani baik.
Wiranto
(1997;4), menyatakan bahwa kecerdasan emosional dapat dikembangkan melalui
pendidikan jasmani dan olahraga. Inti sari pengertian kecerdasan emosional
menurut Rusli (1997), mencakup empat aspek yaitu pengendalian diri, kerajinan,
keuletan dan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Kesimpulannya bahwa
kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor internal dalam menentukan
keberhasilan belajar siswa.
Dukungan
kebugaran jasmani sangat diperlukan oleh para siswa sekolah untuk dapat mengikuti proses pembelajaran setiap hari
yang rata-rata membutuhkan waktu lima jam. Dengan demikian tidak diragukan lagi
bahwa pendidikan jasmani memang sangat dibutuhkan oleh para siswa sekolah untuk
meningkatkan dan menjaga kebugaran jasmani. Menurut Wiranto (1997:3),
kecerdasan dan kreatifitas yang diperoleh melalui olahraga hendaknya melekat
pada kepribadian dan kemampuan seseorang.
Peningkatan
kebugaran jasmani diharapkan dapat ditransfer secara positif ke dalam kemampuan
belajar kognitif. Hal ini diharapkan tercermin dari meningkatnya hasil prestasi
belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam (MIPA) dan ilmu
pengetahuan sosial (IPS), yang perlu dibuktikan dalam penelitian ini.
Melalui Pendidikan Jasmani
dan olahraga, diharapkan para siswa dapat lebih mudah menguasai konsep-konsep
dan keterampilan yang lainnya, sehingga terjadi transfer hasil belajar
pendidikan jasmani yang positif terhadap penguasaan konsep-konsep dan
keterampilan bidang studi lainnya. Pendidikan jasmani dengan pengayaan program
kurikuler diharapkan akan sangat bermakna dalam peningkatan kebugaran jasmani
guna mendukung pencapaian prestasi belajar pada umumnya.Pada
dasarnya pendidikan jasmani menurut Djamil (1995:1) ialah suatu bagian dari
pendidikan secara keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan
hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial, serta
emosional yang serasi, selaras dan seimbang.
Hasil yang diharapkan dari pendidikan jasmani adalah selain penguasaan
berbagai keterampilan gerak dasar juga kondisi fisik atau derajat sehat yang
baik, sehingga dihasilkan tingkat kebugaran jasmani yang prima.
Fungsi pendidikan jasmani menurut Purnomo (Buletin Kesjas Edisi 2/th
II/1995:8), yaitu : (1) meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang
meliputi kebugaran jasmani dan kesehatan, (2) meningkatkan ketangkasan dan
keterampilan, (3) meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan, (4) menambah
kehidupan sosial yang kreatif dan rekreatif.
Tingkat kebugaran jasmani yang prima ini akan membantu memudahkan bagi
siswa dalam mempelajari semua mata pelajaran yang ada di bangku sekolah.
Hasil
penelitian yang disajikan pada Lokakarya Institut Nasional dari Kesehatan
Mental Amerika Serikat tahun 1984 di antaranya, bahwa kebugaran jasmani secara
positif berhubungan dengan kesehatan mental dan kesehatan keseluruhan dari
seseorang (Kathleen 1992:143). Penelitian yang dipimpin oleh Bowers dari
Universitas Bowling Green, menunjukkan setelah 10 minggu berjalan atau jogging,
mereka yang berusia lanjut ternyata mempunyai daya ingat yang lebih baik serta
daya pikir yang lebih tajam. Penelitian
ini menunjukkan bahwa segera setelah berolahraga, kesadaran mentalnya dan
kemampuan berpikirnya dapat diperbaiki (Kathleen, 1992:142).
Purnomo
(Buletin Kesjas Edisi 2/Th.II/1995;13)
dalam penelitian dari 20 SMP di 4 Propinsi ( Jatim, Bali, D.I.Y, dan
Sulsel) diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kebugaran jasmani yang baik,
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar. Hal ini terbukti dari hasil tes
kebugaran jasmani dan nilai hasil belajar yang diambil dari 10 mata pelajaran.
Setelah diklasifikasikan hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara siswa yang mempunyai prestasi belajar baik dengan tingkat
kebugaran jasmani baik.
Wiranto
(1997;4), menyatakan bahwa kecerdasan emosional dapat dikembangkan melalui
pendidikan jasmani dan olahraga. Inti sari pengertian kecerdasan emosional
menurut Rusli (1997), mencakup empat aspek yaitu pengendalian diri, kerajinan,
keuletan dan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Kesimpulannya bahwa
kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor internal dalam menentukan
keberhasilan belajar siswa.
Dukungan
kebugaran jasmani sangat diperlukan oleh para siswa sekolah untuk dapat mengikuti proses pembelajaran setiap hari
yang rata-rata membutuhkan waktu lima jam. Dengan demikian tidak diragukan lagi
bahwa pendidikan jasmani memang sangat dibutuhkan oleh para siswa sekolah untuk
meningkatkan dan menjaga kebugaran jasmani. Menurut Wiranto (1997:3),
kecerdasan dan kreatifitas yang diperoleh melalui olahraga hendaknya melekat
pada kepribadian dan kemampuan seseorang.
Peningkatan
kebugaran jasmani diharapkan dapat ditransfer secara positif ke dalam kemampuan
belajar kognitif. Hal ini diharapkan tercermin dari meningkatnya hasil prestasi
belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam (MIPA) dan ilmu
pengetahuan sosial (IPS), yang perlu dibuktikan dalam penelitian ini.
Melalui Pendidikan Jasmani
dan olahraga, diharapkan para siswa dapat lebih mudah menguasai konsep-konsep
dan keterampilan yang lainnya, sehingga terjadi transfer hasil belajar
pendidikan jasmani yang positif terhadap penguasaan konsep-konsep dan
keterampilan bidang studi lainnya. Pendidikan jasmani dengan pengayaan program
kurikuler diharapkan akan sangat bermakna dalam peningkatan kebugaran jasmani
guna mendukung pencapaian prestasi belajar pada umumnya.
Selengkapnya mengenai pembahasan makalah ini bisa kawan DOWNLOAD disini