Akhir-akhir ini
banyak para ahli yang mulai menyebarkan paham long life education atau dengan
kata lain pendidikan sepanjang hayat. Salah satunya ialah R.S. Peters, dalam
bukunya sendiri "The Philosophy of Education", ia menandaskan bahwa
pada hakekatnya pendidikan tidak mengenal akhir, karena kualitas kehidupan
manusia terus meningkat. Seruan tentang pendidikan adalah proses tanpa akhir
juga dilakukan oleh negara. Sebagai sebuah upaya untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya sebuah perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Namun pada suatu masyarakat yang menganut
aliran kapitalisame, kemajuan pendidikan hanya di lihat dari sejauh mana ia
dapat menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang akan dapat membuat mesin-mesin
industri berjalan. Ideologi kapitalis dalam dunia pendidikan dapat dengan mudah
dilihat dari pelajaran yang dipecah-pecah menjadi kepingan-kepingan ilmu yang
semuanya berujung dan berpangkal pada hubungan jual-beli dan untung-rugi. Lalu
dengan prinsip ekonomi yang berbunyi "modal sekecil-kecilnya untuk
memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya". Kemudian semua substansi
pelajaran ekonominya adalah bagaimana membuat produk baik yang dapat dijual
untuk mencari keuntungan, bagaimana menciptakan pasar, hingga bagaimana agar
orang hanya bisa beli. Bukankah ajaran ini akan merusak substansi pendidikan
sebagai upaya mewujudkan kemanusiaan universal?
Ini berbeda
dengan Islam. Sebagai suatu agama, Islam mengajarkan tentang pola belajar yang
memang seharusnya diusahakan oleh manusia dalam sepanjang hayatnya (long life
education). Islam tidak hanya mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di
akhirat, ibadah dan penyerahan diri kepada Allah saja, melainkan juga mengatur
cara mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia termasuk di dalamnya mengatur
masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur kehidupan dunia dan akhirat tersebut
adalah Al Qur’an dan Al Hadist.
Selengkapnya mengenai pembahasan makalah ini bisa anda DOWNLOAD
Semoga bermanfaat.........
No comments:
Post a Comment