Sunday 12 April 2015

PENGARUH MEDIA TERHADAP REMAJA WANITA


Wanita sering kali menarik perhatian, sehingga tidak ada habisnya diperbincangkan, baik mengenai kecantikannya, perilakunya, maupun perannya, seakan belum ada pengertian yang menyeluruh tentang wanita. Fenomena ini sebenarnya sudah ada sejak dulu, khususnya mengenai makna kecantikan seorang wanita, tetapi tampaknya semakin lama tampak bahwa makna kecantikan ini semakin terdistorsi oleh aspek-aspek media. Kita dapat melihat hal ini baik dalam media cetak (koran dan tabloid), televisi (iklan dan sinetron) maupun internet, semakin lama daya tarik fisik wanita semakin ditonjolkan. Tubuh dan seksualitas wanita dijadikan alat komoditi untuk tujuan komersil di mana kapitalisme atas nama globalisasi sangat berperan kuat.

            Salah satu media yang banyak mengeksploitasi wanita adalah media iklan. Wanita yang ditampilkan dalam iklan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya patriarki yang hanya menjadikan perempuan sebagai pendamping pria dari mulai remaja sampai usia tua. Dalam iklan, perempuan diidentifikasikan dengan kegiatan masak-memasak, kecantikan, perawatan tubuh, bentuk-bentuk tubuh yang proporsional, kulit putih, rambut lurus dan panjang. Media, terutama iklan memang sangat berpengaruh kuat dalam menentukan gambaran dan persepsi mengenai wanita yang seolah-olah didambakan dalam masyarakat. Banyak iklan yang secara tidak langsung mendiskreditkan wanita yang dianggap tidak memenuhi kriteria tubuh ideal wanita dewasa, sehingga kemudian berpengaruh terhadap anggapan yang semakin berkembang, yaitu bahwa wanita dengan tubuh yang tidak langsing, atau tidak berkulit putih dan berambut lurus tidak mendapatkan tempat dalam media iklan dan bukan tipe perempuan ideal yang didambakan laki-laki.


            Pada akhirnya, remaja putri pun sering menjadi sasaran, baik sebagai model maupun target pasar dari iklan produk kecantikan yang ditawarkan. Banyak model-model iklan yang menampilkan model remaja, hal ini dilakukan untuk menarik remaja lainnya untuk meniru penampilan model iklan yang sama-sama berusia remaja. Produk yang ditawarkan pun sengaja dilabelkan seolah-olah khusus untuk remaja yang aktif, cantik, dan trendy. Sebagai target pasar, remaja sangat potensial sebagai konsumen, karena dalam usia remaja, perasaan selalu ingin tampil menarik lawan jenis (masa pubertas) sangat mendominasi kepribadiannya. Sehingga remaja putri, berlomba-lomba membeli produk yang ditawarkan untuk tampil cantik dan menarik ala model, untuk menunjukkan eksistensinya didepan remaja pria.

Selengkapnya mengenai pembahasan makalah ini bisa kawan DOWNLOAD Disini

No comments:

Post a Comment